A.
Latar Belakang
Pembuatan
laporan ini karena tugas individu yang harus di kerjakan dan sekaligus untuk
penilaian UAS yang di tugaskan oleh Dosen AKHLAK TASAWUF yaitu Bapak H.
Badruddin, M.Ag. Laporan ini termuat penelitian di pondok pesantren di Banten baik
itu mengenai metode-metode pembinaannya, dll. Pondok pesantren yang selain aktif
sebagai lembaga keagamaa Islam, juga telah membutikan dirinya sebagai lembaga
pendidikan yang memiliki peran yang sangat besar dalam upaya mencerdaskan
bangsa. Dan untuk memajukan pendidikan dan pembelajaran akhlak tasawuf pada
zaman sekarang.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, terdapat beberapa pokok
permasalahan yang dapat dirumuskan dan
dikaji sebagai berikut:
1. Ingin
mengetahui materi pengajaran tasawuf di Pondok Pesantren Bani Syafi’i?
2. Metode
apa saja yang diajarkan di Pondok Pesantren Bani Syafi’i?
3.
Apakah manfaat yang di dapat dari
penelitian ini?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tugas individu yang harus di kerjakan
2. Untuk
penilaian nilai Uas
3.
Ingin mengetahui metode yang digunakan
dalam pengajaran Tasawuf di Pondok Pesantren Bani Syafi’i.
D. Hasil
Penelitian
o Materi pengajaran/pembinaan akhlak tasawuf
di pondok pesantren Bani Syafi’i.
1.
Tasawuf Akhlaqi
Dalam pandangan kaum sufi, manusia
cenderung mengikuti hawa nafsu. Manusia sering dikendalikan oleh dorongan-
dorongan nafsu pribadi, bukan manusia yang mengendalikan hawa nafsunya. Ia
cenderung ingin menguasai dunia atau berusaha agar berkuasa di dunia. Cara
hidup seperti ini akan membawa manusia kejurang kehancuran moral. Sebenarnya
manusia tidak boleh mematikan sama sekali nafsunya, tetapi ia harus menguasai
agar nafsu itu tidak sampai membawa kepada kesesatan. Nafsu adalah suatu
potensi yang diciptakan Tuhan di dalam diri manusia agar dia dapat hidup lebih
majupenuh kreativitas dan bersemangat. Tingkah laku manusia yang dikendalikan
hawa nafsunya hanya untuk kesenangan duniawi merupakan tabir penghalang antara
manusia dengan Tuhanya. Menurut Narasumber adapun bentuk dari usaha yang
dilakukan ahli tasawuf dalam menuju hadirat Illahi dengan melalui tiga level
(tingkatan) yakni: pertama; Takhalli, kedua;Tahalli, ketiga; Tajalli.
a.
Takhalli
Takhalli,
berarti membersihkan diri dari sifat- sifat tercela, dari maksiat lahir dan
maksiat batin. Di antara sifat- sifat tercela yang mengotori jiwa (hati)
manusia adalah hasad (dengki), su’ ual-zann (buruk sangka), takkabur (sombong),
‘ujub (membanggakan diri), riya’ (pamer), (kikir), dan ghadab (pemarah). Takhalli
juga berarti mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan
hidup duniawi. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari
kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu
jahat. Takhalli ini diterapkan kepada santriwan-santriwati yang ada di Pondok
tersebut.
b.
Tahalli
Tahalli,
yakni mensucikan diri dengan sifat- sifat terpuji, dengan ta’at lahir dan taat
batin. Tahalli juga berarti menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan
sifat dan sikap serta perbuatan yang baik. Berusaha agar dalam setiap gerak
prilaku selalu berjalan di atas ketentuan agama, baik kewajiban yang bersifat
“luar” atau ketaatan lahir maupun yang bersifat “dalam” atau ketaatan batin.
Yang dimaksud dengan ketaaatan lahir atau luar, dalam hal ini, adalah kewajiban
yang bersifat formal seperti salat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan ketaatan batin atau dalam adalah seperti iman,
ikhlas.
c. Tajalli
Tajalli
berarti terungkapnya nur ghaib untuk hati. Tajalli ialah lenyap atau hilangnya
hijab dari sifat- sifat kebasyariahan (kemanusiaan). Seseorang dapat memperoleh
pancaran nur llahi.
d. Munajat
Secara
sederhana kata ini mengandung arti melaporkan diri kehadirat Allah atas segala
aktivitas yang dilakukan. Menyampaikan raport yang baik maupun yang jelek
dengan cara khas sufiini adalah salah satu bentuk doa yang diucapkan dengan
sepenuh hati disertai uraian air mata dan dengan bahasa yang puitis. Munajat
biasanya dilakukan dalam suasana keheningan malam seusai sholat tahajjud, agar
seluruh ekspresinya tertuju bulat kehadirat Illahi.
e. Zikir
Zikir
berfungsi sebagai alat control bagi hati dan perbuatan agar jangan sampai
menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan Allah. Lebih dari itu, zikir akan
mengantarkan seseorang ke alam ketenangan batin, kestabilan jiwa dan rasa
kebahagiaan yang sebenarnya karena ia merasa dan dengan kesadaran penuh akan
keberadaaanya kehadirat Allah.
2. Tasawuf
A’mali
Jiwa yang bersih
merupakan syarat utama untuk bisa kembali kepada Tuhan, karena Dia adalah
Bersih dan Suci dan hanya menginginkan atau menerima orang-orang yang bersih. Melalui
aspek lahir dan batin, yang mana kedua aspek tersebut dalam agama dibagi
menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
a. Syari’ah
Syariah
berarti mengerjakan amalan- amalan lahir (badaniayah) dari ajaran atau hukum-
hukum agama, seperti shalat, puasa, zakat, haji, berjihad di jalan Allah dan
menunutut ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Bagi mereka syari’at adalah
amal ibadah lahir baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan
dengan sesama, sebagaimana yang diuraikan dalam kitab fiqih yang disebut juga hukum
syri’at.
b.
Thoriqoh
Perjalanan
ini sudah mulai bersifat batiniyah, yaitu amalan lahir yang disertai amalan
batin. Perjalanan itu Al-Maqomat dan Al-Ahwal. Bahwa thariqoh adalah suatu
sistem atau metode untuk mengenal dan merasakan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Maka seseorang dapat melihat dengan mata hatinya sedang jalan yang paling
efektif adalah dengan melakukan sholat, zikir, puas dan kesabaran, menurut
narasumber.
c. Hakekat
Dapat
diartikan sebagai rahasia yang paling dalam dari segala amal, inti dari
syari’ah dan akhir dari perjalanan yang ditempuh oleh seorang sufi. Hakikat juga
dapat berarti kebenaran sejati atau mutlak, sebagai akhir dari semua
perjalanan, tujuan segala jalan. Dalam keterangan lain, syari’ah dartikan
dengan, engkau menyembah Allah dan hakikat engkau pandang dengan musyahadah
hatimu kepada-Nya.
d. Ma’rifah
Secara
etimologi ma’rifah berarti pengetahuan atau pengenalan, sedangkan istilah sufi
ma’rifah itu diartikan sebagai pengetahuan mengenal Tuhan melalui hati (qalb).
Ma’rifat adalah mengenal Allah dan ini merupakan tujuan utama dalam tasawuf ,
yakni mengenal Allah yang sebenar-benarnya. Bahwa ma’rifat dapat dicapai dengan
melalui syari’ah, thariqoh, lalu mendapatkan hakekat.
3.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang
ajaran- ajaranya memadukan antara visi mistis dan visi rasional. Pada dasarnya ilmu tasawuf membahas
tentang persoalan-persoalan yang berhubungan dengan akhlak dan budi pekerti,
bertalian dengan hati, yaitu cara- cara, ikhlas, khusyu’, tawadlu’, muraqobah, mujahadah,
sabar, ridlo, tawakal, dan seluruh sifat terpuji yang berjalan dalam hati. Jadi
sasaran pengajaran tasawuf adalah akhlak dan budi pekerti yang baik berdasar
kasih dan cinta Allah. Oleh karena itu, pengajaran tasawuf sangat memerlukan
adab atau tata cara yang baik dalam berhubungan dengan sesama atau berhubungan
dengan Allah Robbul Jalil.
o
Metode Pengajaran/Pembinaan Akhlak Tasawuf
Metode pengajaran tasawuf di pondok pesantren ini ada yang mengikuti perkembangan zaman dan
cenderung disebut dengan metode pembinaan akhlak tasawuf di zaman modern. Pondok
pesantren ini menggunakan Metode
1.
Metode Manajemen Qolbu
Manajemen qolbu atau manajemen menata
hati bertujuan membentuk manusia berhati ikhlas, berpandangan positif, dan
selalu menata hati berdasarkan keimanan kepada Allah Swt. Dengan Manajemen
Qolbu yang benar, maka kita akan memperoleh hati yang selalu bercahaya. Untuk
memperoleh hati yang bersih dan selalu bercahaya, kita harus selalu menata
hati, memperindah hati, dan menghidupkan hati nurani dengan cara menjaga
pandangan, menjaga lisan, memelihara perut dan memilih pergaulan. Kita harus mempunyai
hati yang mampu menyelamatkan kita. Dari itu santriwan-santriwatinya di ajarkan
berakhlakul karimah.
2.
Metode Zikir
Kata Arab dzikr secara harfiah berarti
mengingat, sedangkan secara istilah terdapat beberapa pendapatyang
mendefinisikan dzikir sebagai upaya untuk menghadirkan Allah Swt, ke dalam kabu
disertai perenungan- perenungan (tadabbur). Jadi, zikir merupakan upaya
mengingat Allah Swt dengan ungkapan- ungkapan tertentu yang dilakukan secara
berulang- ulang berdasarkan kemauan orang yang berzikir (dzakir). Menurut
narasumber Bapak Ahmad Hamzah: ”Zikir merupakan sarana mendekatkan diri kepada
Allah”. Misal kalimat laa illa ha illa llah (tiada Tuhan selain Allah).
Kalimat ini menjadi suatu keharusan bagi para santiwan-santriwatinya untuk
menghafalkanya setiap hari dengan hitungan tertentu. Ada dua cara penyampaian
zikir di kalangan para sufi yaitu, zikir lisan dan zikir kalbu. Kalau yang
pertama adalah zikir dengan melafalkan dalam ucapan lisan, yang kedua hanya
menyebut dalam hati. Di pondok pesantren ini menggunakan keduanya.
3. Metode
Nasyid
Manusia modern, khususnya
kaum muda sangat gemar dengan dunia hiburan terutama musik. Untuk itu,
diperlukan musik alternatif yang bermutu yang membina keimanan dan akhlak kaum
muda. Nasyid adalah salah satu musik alternatif modern yang sehat. Biasanya
para penikmat musik nasyid jauh lebih Islami dan berakhlak luhur. Dalam syair
nasyid isinya antara, tentang taubat atas segala dosa, memohon hidayah, dan
bantuan Allah, mensyukuri segala nikmat yang telah dianugerahkan- Nya sehingga
bisa mencapai kebahagiaan kekal. Di pondok pesantren ini Nasyid di mainkan oleh
santriwannya pada hari Minggu.
4.
Metode Mabit
Mabit (Malam Bina Iman dan Takwa).
Kegiatan Mabit dimulai dengan melakukan shalat Magrib berjamaah, tadarus Al-
Qur’an sampai waktu Isya, lalu shalat Isya berjamaah. Setelah itu kemudian
diadakan diskusi keislaman, bedah buku atau ceramah sampai pertengahan malam,
kemudian istirahat atau tidur. Pada malam sepertiga terakhir, para
santriwan-santriwati dibangunkan untuk shalat malam (tahajud) diselingi dengan
renungan. Pada saat renungan inilah ada pembinaan akhlak yang intens dan pentingnya
bertaubat. Renungan ini terasa menyentuh hati dan menggugah ghirah keislaman
kita. Sehingga pada waktu renungan tidak heran semua santriwan-santriwatinya
mengeluarkan air mata.
5.
Metode Harakah
Metode harakah di masukkan ke dalam
pembinaan akhlak tasawuf adalah Jamaah Tabligh. Kta narasumber menurut Syeikh
Abu Bakar menguraikan enam ciri khas Jamaah Tabligh, yaitu:
a.
Mewujudkan hakikat syahadat dengan
beribadah kepada Allah Swt sesuai yang diajarkan Rasulullah.
b.
Shalat yang khusyu dan khudlu. Yakni
menegakkan shalat dengan menyempurnakan rukun dan wajibnya. Shalat yang khusu’
mampu mencegah perbuatan keji dan munkar.
c.
Ilmu yang disertai dengan dzikir. Yakni
mempelajari ilmu yang diperlukan dan beramal dengannya. Itulah yang dimaksud
dengan zikir. Beramal dengan ilmu adalah berzikir dan beramal tanpa ilmu adalah
penyimpangan dan kelengahan.
d.
Memuliakan saudara sesama Muslim.
Memuliakan saudara Muslim adalah menghormati dan mengangkat harga dirinya.
e.
Mengoreksi niat, artinya seorang Muslim
harus berniat secara baik dan lurus agar seluruh amal perbutannya mendapatkan
ridha Allah Swt.
f.
Dakwah ilallah, maksudnya berdakwah
kepada sesama manusia agar beriman kepada Allah, juga beramal dijalan Allah dan
Rasul- Nya.
o
Manfaat
hasil penelitian dalam pembinaan/pengajaran Akhlak Taswuf dalam masing–masing
kalangan yaitu sebagai berikut :
1. Bagi
santri
Penelitian
ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dalam berakhlak santri melalui
beberapa metode- metode yang telah diterapkan di Pondok Bani Syafi’i.
2.
Bagi
Peneliti
Ø Penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan yang berkaitan
dengan masalah pengajaran/pembinaan Akhlak Tasawuf guna mencapai hasil
pengajaran yang maksimal.
Ø Dapat
menerapkan metode-metode yang di gunakan Pondok tersebut, sehingga dapat
berakhlak dengan baik.
3. Bagi
Lembaga
a.
Bahan
acuan dalam pengembangan pembinaan/pengajaran beragam santri yang berkaitan
dengan Pondok Pesantren Bani Syafi’i.
b.
Penelitian
ini diharapkan sebagai bahan acuan dalam rangka memecahkan problematika
pengajaran dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran di Pondok Pesantren Bani
Syafi’i.
Tinting and Iron: Titanium Magnetic - ITADIC ARTS
BalasHapusTinting titanium dioxide formula and Iron: Titanium Magnetic If titanium white octane you need to get lucky, it might ford edge titanium 2021 be a good idea to check titanium necklace out a collection of Titanium titanium astroneer magnetizers!